Ada sebuah harapan untuk bisa mengenalkan produk hasil putra Indonesia yaitu pembuatan Ponsel 100% dari Indonesia. Ingat Pangsa pasar Indonesia untuk Ponsel sangat besar. Tak hanya dengan produk-produk pabrikan besar luar negeri, produsen ponsel lokal juga harus berebut pasar dengan sesama merek lokal. Tak heran jika saat ini banyak produsen handset ponsel lokal gencar melakukan promosi untuk menarik pembeli. Selain menggunakan media masa, baik cetak maupun elektronik, mereka juga menggandeng dunia pendidikan.
Seperti yang dilakukan produsen ponsel merek IMO, PT Konten Indomedia Pratama. Produsen handset yang banyak menyasar segmen pasar C, D, dan E ini telah bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dan sekolah untuk memasarkan produknya, baik ponsel maupun PC tablet.
Sarwo Wiguno Wargono, Presiden Direktur PT Konten Indonesia Pratama, mengatakan, pihaknya telah menggandeng Universitas Gunadarma dan Bina Sarana Informatika (BSI). "Ke depan, kami juga akan menggandeng universitas lain, seperti ITB, ITS, dan UI," tambahnya.
Ketika pemain ponsel merek lokal memutuskan untuk memindahkan pabrik manufaktur ponsel ke Bandung, Jawa Barat, banyak harapan yang ingin dikemukakan. Banyak peluang diharapkan dalam membangun sebuah ekosistem usaha manufaktur berbasis kemampuan anak bangsa.
Sebagai produk manufaktur, ponsel seperti IMO B9800 sekilas menampilkan produk Blackberry Torch buatan RIM asal Kanada. Ponsel cerdas merek lokal ini masih diproduksi di China, memiliki dual SIM card, bisa menayangkan siaran TV, dan memiliki aplikasi jejaring digital sosial, mulai Facebook, Yahoo Messenger, hingga Twitter.
Wujud kerja sama yang mereka jalin adalah dengan mengirim mahasiswa ke pabrik produksi IMO di China untuk merakit dan mengembangkan handset-nya sesuai dengan keinginan dan imajinasi mereka. Nantinya produk hasil pengembangan mahasiswa itu akan diperkenalkan ke perguruan tinggi masing-masing untuk kemudian dijual ke mahasiswa.
Tak hanya memproduksi handset, nantinya mahasiswa yang dikirim ke China juga akan mengembangkan aplikasi pendidikan yang memudahkan mahasiswa dan dosen dalam proses belajar-mengajar. "Ada aplikasi khusus sehingga bahan-bahan ajar dan tutorial bisa dimasukkan di sana," ujarnya.
I Made Wiryana, Koordinator Kerjasama Luar Negeri Universitas Gunadarma, berharap, mahasiswanya tidak hanya belajar, tetapi juga mampu merakit produk berkualitas kelas dunia. "Mahasiswa kami akan menjadi techno entreprenur," tambah Made.
Sebanyak 16 mahasiswa teknologi informasi dan teknologi elektro tingkat akhir akan berangkat ke China. Mereka akan belajar mendesain, menguji produk, dan menciptakan sebuah produk ponsel. "Mereka mulai berangkat pada Juni nanti dan belajar selama 4 bulan," katanya. Semua mahasiswa tidak akan dikenai biaya dan mendapatkan beasiswa penuh. Semoga menghasilkan sesuai yang diinginkan bangsa ini dan bisa ditiru oleh Universitas lainnya di Indonesia.
Bagi IMO, selain untuk meningkatkan brand awarness mereka di mata mahasiswa, program ini juga diharapkan bisa menjembatani jurang antara dunia pendidikan dan kebutuhan dunia industri, terutama yang berhubungan dengan telekomunikasi.
Terlebih, dalam waktu dekat perusahaan ini akan memindahkan line produksi handset-nya dari China ke dalam negeri dengan menggandeng perusahaan BUMN, PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) Persero
Tidak ada komentar:
Posting Komentar